TIME RUNS FAST.

Wednesday, January 8, 2014

2014

Seperti apa kata orang banyak, "awali tahun yang baru dengan perbedaan."

Untuk kali pertama dalam hidup saya, saya setuju dengan ke-klisean kalimat barusanmeskipun sebenarnya kata berubah lebih selaras dengan bergantinya tiap detik waktu.
Bagaimana saya mengawali dan mengakhiri tahun 2013 dengan perasaan berbeda kepada orang yang sama, bagaimana saya bisa mendahului 'pertimbangan' dari 'mimpi', dan bagaimana saya bisa memilih untuk mengerti daripada dimengerti.

Perasaan. Pertemanan. Percintaan.
Saya berpisah, saya bertemu, saya menangis, dan saya jatuh cinta. Teman yang berontak lalu pamit pergi, teman yang menangis lalu berubah, teman yang datang lalu merasa nyaman, dan teman yang pernah berjanji untuk tinggal namun tidak menepati.
Perubahan dari yang spesial menjadi datar dan yang datar menjadi spesial. Bagaimana satu titik nila tidak hanya merusak, tapi juga membuat kisah baru. Bagaimana dua buah agama bisa memisahkan dan mengakhiri, dan bagaimana sebuah poster dapat membuahkan sebuah 'ikatan'.

Kepercayaan. Passion.
Kandasnya mimpi karena terhalang idealisme. Kandasnya cita-cita karena teriming-imingi potret sosial seorang wanita yang tetap harus ingat keluarga. Tidak, mungkin bukan kandas, tapi 'tergantikannya'.
Tergantikannya mimpi karena terhalang idealisme. Tergantikannya cita-cita karena teriming-imingi potret sosial seorang wanita. Lalu.. Apakah yang berganti?
Bergantinya gambaran angan yang menginginkan menjadi wakil rakyat di koran-koran menjadi sesosok wanita karier yang sangat 'perempuan' dan peduli keluarga. Bergantinya pemilihan jurusan impian dari Jurnalisme menjadi Public Relations.
Pengambilan keputusan yang jatuh pada bagaimana hidup saya bisa terjalani dan terencana, bukan hanya cita-cita yang tidak sepenuhnya didukung keluarga.

Pada intinya, di tahun 2013 kemarin saya belajar banyak. Pembelajaran paling banyak jatuh pada subjek 'menghadapi'. Menghadapi pilihan, menghadapi manusia, dan menghadapi kesempatan. Berusaha bertanggung jawab terhadap apa yang sudah saya pilih, dan apa yang selanjutnya akan saya pilihmeskipun perihal pertanggungjawaban ini saya akui belum terjalani dengan lancar, banyak hal yang berujung berantakan. Berusaha untuk memahami setiap watak orang yang saya temuiberusaha untuk menempatkan dan menyelaraskan diri sesuai dengan sikap mereka, berusaha untuk tidak melihat sisi negatif dalam upaya saya menjalin hubungan dengan mereka.

Dan yang paling penting, belajar menghadapi kesalahan dan kenyataan yang mengajarkan saya untuk tetap bertahan dan berpegang teguh dalam mengarungi arus perubahan di tahun 2013 kemarin.

Thursday, August 29, 2013

Teruntuknya, yang pernah kecewa.


ah, postingan macam apa lagi ini?
maaf bagi kalian semua, tapi sumpah mati saya tidak bisa tahan lagi dengan semua imaji ini. sulit rasanya untuk didera pikiran terus menerus yang tidak kunjung usai, menenggelamkan kewarasan saya sampai-sampai saya mengira bahwa semua itu benar adanya.
hal yang menyebabkan kegalauan saya kali ini adalah tersadarnya saya akan sifat buruk saya yang selalu menyia-nyiakan setiap kesempatan beserta orang yang ada di sekitar saya.
sifat buruk saya ini terbangun begitu kokoh sehingga saya selalu mempunyai pikiran bahwa semua orang pada akhirnya akan memaafkan saya dan/atau saya akan mendapat kesempatan yang kedua di lain waktu. kenyataannya? tidak selalu semua berjalan semulus itu.

masalahnya, sekarang saya melihat betapa orang itu seperti tidak mau mengenal saya. bagaimana saya ingat kembali hal-hal yang tercetak jelas di sms terakhirnya yang ia kirimkan kepada saya; dia sudah menaruh hatinya, mempercayakan saya, dan dia kecewa karena saya menyia-nyiakannya demi orang lain. bagi saya waktu itu, kata kecewa tidak melambangkan apa-apa, bahkan saya berpikir suatu saat nanti pasti dia bisa memaklumi saya dan memaafkan kenaifan saya.
masalahnya, dia yang sekarang bukanlah dia yang dulu.
masalahnya, dia yang sekarang bukanlah dia yang mau menerima saya lagi di barisan penting hidupnya.
masalahnya, dia yang sekarang sudah mempunyai orang lain yang telah membuatnya bahagia dan tergla-gila.

lagi-lagi saya baru sadar, kata-kata bijak "happiness is the sweetest revenge" adalah benar adanya. mungkin dia tidak bermaksud untuk melakukan apapun, tapi bagi sayaorang yang pernah menolak dia mentah-mentahhal itu cukup menjadi tamparan untuk menyulap saya sebagai pengagum rahasianyajuga sebagai seseorang yang keberadaannya tidak akan pernah diusik oleh rasa keingintahuannya.
setiap melihat namanya muncul di jejaring sosial manapun, saya selalu membatin, "lo mikir apa sih nyet waktu itu?"

"Wish you could go back and tell yourself what you know now."
- Taylor Swift, Fifteen 

sampai hari ini, tidak sedikit teman baru saya yang menjadi tahu mengenai orang itu. saya selalu menceritakan hidupnya secara singkat dengan bangga, bagaimana saya selalu berkata bahwa saya terlalu bodoh dan naif sampai bisa menyia-nyiakan dia begitu saja.

lihat saya sekarang.
hal yang bisa saya lakukan adalah mencurahkan isi kegundahan pikiran ini dalam bentuk tulisan di blog, menjadikannya rapi sehingga orang bisa membacanya dan bisa belajar dari pengalaman bodoh ini. menceritakan cerita-cerita ini ke satu kuping ke kuping lain agar orang tahu bahwa bagaimana dia mempunyai kedudukan yang begitu istimewa di pandangan saya.
lalu lihat dia sekarang.
sibuk mengejar dan membina hati yang baru saja disinggahinya, berpetualang kesana-kemari sambil mengukir masa depannya--tanpa pernah ingat saya.

saya yang sekarang.. hanya bisa berharap suatu saat nanti dia bisa membaca tulisan ini dan kemudian bisa tersadar, atau tahu dengan sendirinya bahwa dia pernah menjadi salah satu penyesalan terdalam saya.
dan alasan saya trauma mendengar kata kecewa.

Monday, May 27, 2013

"Lalu aku tersadar."

apakah kamu ingat perjuanganku dulu? perjuanganku untuk bisa mendapatkan perhatianmu dan tatapan matamu di kala kita masih berada pada garis yang berbeda, perjuanganku untuk bisa menyadarkanmu bahwa sebenarnya akulah orang yang sudah berada di tempat ini dari awal. dan akhirnya waktupun mempersatukan kita, entah karena takdir ataupun sebuah kebetulan. apakah kamu percaya adanya cinta yang datang secara kebetulan?

dan lihat kita sekarang. bagaimana aku merasa jenuh dan muak terhadap semua permintaan dan amarahmu, dan bagaimana kau pun muak memintaku untuk bisa menjalani ini seperti apa yang kamu mau. tidakkah kamu sadar betapa egoisnya kita sekarang? bagaimana kau mencoba untuk tetap menarikku walaupun aku menolak dan mencoba berpaling, dan bagaimana aku pun mencoba untuk mencari celah bagi diriku sendiri agar bisa masuk ke kehidupan lamaku lagi.

apalagi?

apalagi yang harus kita perbuat untuk tetap menjaga semuanya secara utuh? agar perasaan tak menentu seperti ini kunjung hilang? bagaimana caranya untuk memperjelas untukku dan kamu bahwa kita sudah tidak saling terikat dan sudah seharusnya kita mencoba untuk mengerti dan memberi jarak bagi satu sama lain? bagaimana caranya untuk melatih diri ini untuk berhenti peduli? bagaimana caranya agar kita bisa berjalan bersamaan di garis masing-masing tanpa harus ada baku hantam?
bagaimana cara kita untuk menghentikan ini semua?

lihat bagaimana aku terdiam, berpikir bahwa semuanya bisa berujung baik kembali. lihat bagaimana kamu mencoba untuk memperbaiki semuanya dengan membandingkan keadaan. aku dan kamu tidak akan bisa kembali seperti kita yang sebelumnya ada; baik itu adalah aku, ataupun kamu, semuanya telah lebur menjadi indivivdu yang berbeda dengan mereka yang sebelumnya ada di kehidupan sebelumnya.
oleh karena itu, jangan tuntut aku, jangan banting meja itu ke arahku, karena sesungguhnya tidak ada sisi yang mempunyai sisi yang lebih lurus dari yang lain; semuanya sama.

jangan terdiam begitu saja dan meratapi nasib kita yang tak kunjung membaik, karena mungkin kebahagiaan yang kamu cari tidak lagi ada di dalam hubungan antara aku dan kamu, tapi justru ada di orang yang baru. aku ingat akan senyummu, bagaimana kamu bisa menenangkan hatiku dengan pelukan dan kata-kata yang kamu ucapkan. tidak akan ada pihak yang rela, tapi hanya bisa akan rela apabila salah satu menjalani itu dengan langkah yang lebih baik dan lebih mantap.
bukan untukku, atau untukmu secara pribadi, tapi untuk kita, dalam membangun senyum yang kian telah mati.

Wednesday, April 17, 2013

Komunikasi, bagi saya.

pernahkah kamu terduduk di salah satu bangku dalam sebuah ruangan dan merasa bahwa kamu sebenarnya sedang diajarkan tentang kehidupan? bukan, bukan psikologi. bukan pula antropologi ataupun sosiologi yang masih punya teori yang serta merta dapat dituliskan dengan lantang di secarik kertas. bukan pula ilmu desain dan seni yang dapat digambarkan melalui simbol dan warna-warna. ini Komunikasi.
apa sih susahnya menjelaskan serangkaian cara bagaimana orang berkomunikasi? toh setiap hari kita bertatapan dengan orang dan melakukannya, toh setiap hari kita tidak luput darinya meskipun hanya antar layar, toh kita pasti mengerti apa itu komunikasi.

apa itu? peristiwa interaksi manusia?
iya, benar, tapi di dalamnya terdapat hal yang begitu kompleks sampai saya pun seperti duduk di sebuah mesin waktu. semua teorinya sangat nyelekit sampai-sampai hampir semuanya applicable dalam kehidupan saya. bahkan teman saya ada yang pernah berkata, "belajar komunikasi tuh sekalian ngorbanin perasaan ya, harus bisa banget nahan galau kalau ada pelajaran yang lagi ngena banget."
dan itulah yang saya rasakan, sampai-sampai saya pernah menangis di tengah diputarnya sebuah video yang menggambarkan sebuah teori komunikasi. and thank God, saya menjadi selalu ingat apa maksud dari teori itu.

seperti membicarakan reward dan cost dalam sebuah hubungan, tentang asumsi, tentang persepsi, tentang bagaimana jika private space seseorang kita ganggu, sampai dengan tahapan bagaimana sebuah hubungan dapat terbina dengan baik. bukan, saya bukan pakar romansa atau life guru, yang barusan saya tulis hanyalah sebagian kecil dari topik kuliah saya dalam dua semester terakhir ini. dan sadar atau tidak pelajaran-pelajaran itu seringkali membuat saya lebih aware dan lebih bisa memaknai sesuatu. dan yang terpenting adalah menjadi bisa memprediksi sesuatu dalam kejadian dalam sebuah hubungan, meskipun tidak selalu benar (tapi telah dibuktikan 99,9% akurat).

bagi mereka yang menganggap pelajaran kami sebelah mata, coba pikirkan lagi sejenak. komunikasi bisa dikaitkan dengan semua hal, dari mulai hukum, politik, sampai ke arts sekalipun. maksud dari pembuatan seni seseorang adalah mengekspresikan emosinya, sekaligus menyampaikan pesan ke orang banyak. bukankah tu juga yang dimaksud dengan komunikasi? ketika kita terduduk dalam sebuah ruangan, mendengarkan pidato ataupun cerita seorang idola tentang hidupnya, tentang perjuangannya, dan kita terbawa emosi sampai-sampai kita menitikkan air mata, sadarkah kalian itu adalah efek dari komunikasi? bahwa kita menerima pesan itu dengan sungguh sempurna kita sehingga kita memberikan respons yang memang dimaksudkan oleh sang pengirim pesan saat kali pertama mreka melihat audiensnya. bayangkan ketika semua pemimpin hebat telah mngetahui teknik dan cara yang benar dalam berkomunikasi, tentunya para anggota DPR tidak akan ada yang tertidur dalam rapat, tentunya tidak akan ada delegasi dari negara manapun yang menguap dan memutar matanya setiap 10 menit sekali. bayangkan ketika semua pemimpin bisa membuat perubahan sebesar Churcill lewat pidato singkatnya di radio dan membuat semangat Britania Raya berkobar lagi, sebesar Hitler ketika ia mem-brainwash otak orang Jerman untuk percaya bahwa Yahudi lah sesungguhnya pangkal permasalahan mereka.

Bayangkan.

kita bisa tersihir menjadi satu, mengukuhkan semangat dan mungkin memberantas segala macam masalah dengan berbekal satu genggaman, satu tepukan dipundak kita masing-masing dari harapan yang terkuak lewat segelintir kalimat yang diucapkan Sang Pemimpin.
like what they usually say, it need action rather than just some talks, but everything starts from a usual talk to get into an action, indeed.

And while I'm talking about my major and we're currently holding an event right now, here's a glimpse of how cool our Communications event really is:


Itu adalah salah satu peserta dari salah satu kompetisi Media Matters Pekan Komunikasi 2013 yang sedang diselenggarakan oleh jurusan kami. And you can check our super cool teaser HERE
so, do you dare to be fun yet ethical? :--)

Thursday, February 7, 2013

365 Days of Existing


today started out just fine, i woke up late for work, nobody reminded me of going anyway and i wasn't big on remembering days and everything so.. yeah. but everything did change after i looked at my phone and realized that it should be something.

and suddenly a mailman came along with a package, i thought it's my mom's, since she's been having this online shopping frenzy for awhile, so getting a package wasn't a weird thing these days. but i was wrong, it was sent by him, the only guy who knew this day would mean the world for me, wrapped up nicely inside a brown paper envelope with some names written here and there, making it clear for me that it is him behind this. i smiled, i was nervous at first, trying my best to guess what could probably be his next surprise. and then i got into my room, unwrapped the gift, and voila:

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic


as you can see, he sent me a letter along with his artwork (i can't come up with a better name) of our 365 days of being together highlights. from the minute i unwrapped it, i started crying so loud i think my mom would probably hear me, i haven't even read the writings yet but i just cried. it's weird to think but i was so touched by the fact that he still made time for actually doing this and planned something to surprise me. and i called him, choked up by my own words and tears as i tried to say that i am very thankful for his surprise. we both said happy anniversary and i was still sobbing like a hungry hyena while trying to make myself feel better. at some point my tears just stopped, and we talked for some time. i also told him my version of his surprise for today, i said i thought that he would come home earlyhe's in Bandung nowto meet me and make a surprise for me this saturday along with his gifts.. but i do know now that it's not happening, so it was just my expectation, no biggie. and it was nice hearing him so happy without any tears at all, and then i realized that he is happy nowemphasize on the word 'is'. anyway since this separation is actually his idea, i can't help but see him as this relieved human being who looks like he just found a new peaceful place to breathe. it's a wee bit funny though, 'cause when it comes to me and my suggestions for separation before, what he did was just begging, asking for another chance and actually pointing his fingers at me saying that i just wanna run from him because i had no more love left to give. that sucks.

but it suck a 12793526512 times more when you're left being this needy person that nothing could ever cured but his existence, and every inch of your skin feels so fragile you're going to cry every time a person mentions something. everything looks unbearable and only time heals. i ended up like a witch the last time i moved on from somebody that i truly loved, and it took me 4 years to completely be okay after hearing his name and seeing him do stupid things he shouldn't have done. so, how long is this gonna take?

i said to him that i hold myself up every time i want to call him just so i can tell myself that this has to stop, to give myself a big exclamation mark of 'you're doing this again to comfort yourself and you're afraid of being lonely, and then in the end you're going to get hurt real bad'. at several times i can handle myself, but others i can't help but sending him Rachel's short heartbreaking dialog to Finn on Glee ep 04. and as i think about it, i was like really?? i never thought i could be that cheesy! and from that moment on i know that i am at my lowest point of strength and it's going to take awhile to control myself, i'm just blinded by the fact that we should be okay and fine right now, as i'm trying to get myself the front seat for another trip back in time. no one ever said that it would be this hard, i even forget how it felt back then.. so i can't wait for college to start, so i could get a grip, meet my friends so i don't have to look at my phone every time i feel bored as shit, and i just can't wait to be busy and not scared of being alone. 

anywaysss, to you, i just hope that everything gets better when i'm gone. your life, your grades, your friendships, your love life, everything. although it's been a pleasant year to be honest, from d-day til now. are you gonna miss me though? ‘cause you do sound like your life just gotten so much better (well, no offense) but i truly do wish for you to be happier, like always! and please be a man of your words. don’t just go fuck with somebody’s life by getting in and out like what you did to mine, because i solemnly swear that it hurts, it hurts so bad i still think that we’re actually going to make up anytime soon. i’m wishing you good luck and hope that you will always be the guy that i fell in love with, your charming look, your wise words, everthing. i’m sure you’re going to sweep someone’s feet away when you’re just being you. everybody’s got flaws, don’t feel sorry for that, soon enough you’ll be driving your chick to a whole new world.. just take her to places we wished we could visit back then, okay? ;)

i just found out that meeting you was actually meant for something. there are quotes saying that people come and go in your life for some reasons, either it’s just for a lesson, a karma, or maybe to make your life better, and maybe we were specifically met for facing the ups and downs of 2012, which was a year where we both needed someone to hold onto. imagine the year without me or you, what would we be now? without all those night calls, those life talks about our future, those deliberation of which schools should we enroll and be serious about. stories about our dreams, the baby steps of making it, it was there inside 2012 and in fact God had sent me you. that was the good part wasn't it? 

and i really am sorry if i’m still going to bug you with my pointless dramas and texts that will soon be nothing for you, it’s just me feeling that i need to find someone that would make time to listen to me. i’m a talker and i need a good listener, which act was taken by you along this year, but it’s not anymore, so i’m just going to fool around with my blog i guess. i’ll miss you you know, i might not find someone with the same taste as mine anymore, telling me stuff like i’m your little sister... i need that kind of guidance, so i’ll make sure my next should have this thing inside him. i’m just not sure if someone will be kind enough to hear my story and be as kind as you.. but who knows right?

and you should know that at times when i was so alone, i usually sing this to myself, pretending that we’re okay, crying myself to bits until my eyes sore. i won’t give any gifts for you because if i do then we’re going to talk again and that’s the thing we’ve been avoiding right? so i’m just going to cherish the moment when the mailman brought in some good news this morning and just pretend that we're still talking. i hope that you'll be okay, happy 365 days of existing, my dearest one <3>

Thursday, November 15, 2012

?

didn't they say we should be livin' the life when we're in college?
didn't they say we would be that close to the our actual real path?
didn't they say college is something that reflects how exactly this world works?
didn't they say (some) college would be a person's way to meet their soulmate?
didn't they realize that it is nothing compared to what they said?

and what they didn't say is the varied struggle behind the survival of the survivors.
i have just been a college kid for like 3 months, and all i could ever wish for is stepping back to high school. i long for that, you know, because i never thought of anything this way. i'd probably think that i'll be saved by settling myself in to the environment and stuff, but everything turns out wrong. i once threw my signature weird look to one of the representatives of Dutch colleges when she told me that one of her 'kids' was giving up his college shot in Indonesia just because he said that the society there was too naive and weird. i had never thought i'd probably feel the same way now, it is like getting a slap right on my brain, telling me that it is going to be a real big deal. and i have to find a way to cope with it, asap.

starting from the simplest stuff to a thing that is contrary to the whole mindset of mine.

does everything always start with some confusing shit like this?
why is that we have to deal with stuff that is actually beyond our common sense? or maybe something that we hate? it's not like i chose the wrong major, but it's like i haven't found my role just yet. everything i have now seems blurry, and i don't know whether to keep them inside the palms of my hands or just let go. the point is, i just can't seem to fit in.

isn't it scary? isn't life scary?
my friends know me as a that doofus and fun type everyone seems to love, and they know me as the cheerful type that tends to laugh once in every 5 minutes of my life. and this is not me being all cocky and shit, but it's just me being honest. and i have now become that serious type that everyone seems not to give a fuck about. people are going to laugh at me; am i really this fucked up? because i turned out to be one of several people who succeeded to get inside the path ourselves chose to have, and... the fact that i feel like failing my own social life is just saddening. will i or will i not fail my social life?

GOOOOOSSSHHHH I FEEL LIKE I'M VERY LABIL AT THIS POINT OF TIME. but in fact, i am.
i am head over heels confused about how am i supposed to react. i wanna have my good old days back, or at least someone new or even a group of newer friends whom are just 'minutes away' from me. am i trying too hard by over thinking it? because i'm just getting stressed out here. i can't speak to anyone about this, and i'm getting insane because of this. plus i have zero people to talk to and no one just can't seem to understand and help out, and i am reaching out for nobody's hands. nicely done.

Saturday, October 27, 2012

Warnaku, warnamu

Terduduk aku di sini, mengetik sambil memandangi kaca yang berpadu embun putih, membuat semuanya samar di pandangan mata.

Gelap. Rumah petak di samping kiriku terlihat tak terurus, seperti ruang temu yang tak pernah terisi lagi. Aku tutup dunia luar dengan dua kabel yang menyumbat dua telingaku, meruak mengisi keheningan suasana tidur di samping kiri dan kananku.

Ada yang bilang, hatiku butuh ketenangan, hatiku butuh rehat dari ricuhnya dunia dan segala isinya. Tapi aku bukan korban galau di malam Minggu yang sunyi ini, aku hanya berpikir. Mungkin pikiranku terlalu berisik, mengusik tenangnya alunan diriku yang sedang mengalun; aku takut sendirian. Kesendirian yang aku maksudkan di sini disebabkan oleh menghilangnya keberadaan orang-orang lain dari hidupku, entah kemana, entah sementara, atau mungkin selamanya. Mereka yang pergi dengan izin, atau yang tidak sekalipun, semuanya pernah mencoret hidupku dengan warna yang mereka bawa, pernah mengajakku pergi bersama mengarungi dunia.

Kerabat dan hidup baru adalah sesuatu yang membuat jiwaku kaya sekarang, tapi seperti yang para ahli bilang, semuanya butuh waktu untuk sama-sama berdiri di garis yang sama. Ini baru hitungan bulan, entah apa yang kemudian terjadi dalam hitungan tahun dan abad-abad berikutnya, apakah semua akan berjalan sama seperti ini juga?

Aku butuh mereka yang lama, aku butuh mereka yang baru, aku butuh gradasi warna yang bisa mereka ciptakan di hidupku. Jangan pergi, jangan hapus jejak warnamu dari sisi yang pernah kamu isi. Jangan ragu, jangan takut untuk mencoret-coret hidupku dengan warnamu. Aku butuh semua orang untuk tetap bersamaku, tetap menjagaku untuk tetap berwarna dan tetap tersenyum lebar dengan mata yang berbinar, dengan kalian sebagai perpaduan warna yang aku banggakan.