Akhirnya hari ini
datang. Hari dimana aku menghujani kedua mataku dengan begitu deras dan keras,
rasa sakitnya seperti mencekat dada dan tenggorokanku. Hari dimana kepalaku
seperti ingin meledak; suara kecil dalam hatiku berteriak-teriak menyadarkan
sepalsu apa aku sekarang. Ia meneriakkan rasa lelah yang ia tahan begitu
lamanya.
Inilah yang aku benci
tentang perasaan bodohku ini. Aku seperti diperbudak oleh diriku sendiri, aku
perlahan berubah menjadi seseorang yang tidak kukenal. Semua hanya disebabkan
karena aku yang terlalu larut dalam semua ini. Dan inilah yang terjadi apabila
aku terlalu menyayangi seseorang. Aku akan berusaha sekuat tenaga utuk
bertahan, entah dengan cara merubah diriku sendiri atau mencoba mengendalikan
setiap situasi. Hasilnya? Selalu akan berujung seperti hari ini.
Aku tahu dia tahu. Aku
tahu dia sadar betul akan perasaanku terhadapnya, bahkan mungkin aku tidak
perlu membuktikannya, karena realita telah terpampang dengan jelas di depan
mata. Aku sungguh tidak mengerti dengan situasiku sekarang ini, karena aku
tidak punya kekuatan yang cukup untuk melawan, kemanakah perginya diriku yang
dulu? Yang bisa pergi tanpa mengucapkan kata apapun, yang bisa bermain dengan
fakta dan membela diri dengan penuh percaya diri? Ada dimana sosok perempuan
itu? Aku ingin berkata padamu, aku telah berusaha semampuku, telah kuberikan
yang terbaik, dan usaha itu dapat dengan jelas dilihat dan dirasakan oleh
orang-orang yang berada di sekitar kita.
Aku tahu kamu menginginkan usaha dan hasil yang lebih dariku, tapi semua hal itu butuh proses dan tidak semuanya bisa dilakukan olehku; I have my own limits. Dan yang paling penting, kalaupun aku punya rasa sayang yang tidak perlu dipertanyakan lagi kepadamu, itu bukan berarti aku akan selamanya tunduk dan mengalah terhadap sekian argumen yang kamu buat. Dan tentu saja, akan ada suatu hari nanti dimana kita berdua sama-sama merasa paling benar dan tidak ada yang menginginkan untuk mundur dan mengalah. It almost happened today.
Aku tahu kamu menginginkan usaha dan hasil yang lebih dariku, tapi semua hal itu butuh proses dan tidak semuanya bisa dilakukan olehku; I have my own limits. Dan yang paling penting, kalaupun aku punya rasa sayang yang tidak perlu dipertanyakan lagi kepadamu, itu bukan berarti aku akan selamanya tunduk dan mengalah terhadap sekian argumen yang kamu buat. Dan tentu saja, akan ada suatu hari nanti dimana kita berdua sama-sama merasa paling benar dan tidak ada yang menginginkan untuk mundur dan mengalah. It almost happened today.
"But they don't know you like I do, or at least the sides I thought I
knew."
- Adele (He Won't Go)
Aku sempat berpikir,
perjalanan kita tidak akan selalu lurus, dan aku mengerti hal itu. Tapi
pemikiran itu telah membawaku kesuatu tempat dimana aku mempertanyakan
kesungguhanmu dalam menerimaku apa adanya. Iya, aku akan berubah demi
kelangsungan dan kelancaran ini semua, tapi bagaimana dengan kamu dan semua
permintaanmu? Kita telah menyepakati bahwa kita akan sama-sama berubah,
bersikap dewasa supaya semuanya bisa jadi lebih baik. Faktanya? Aku lelah
menyalahkan diriku sendiri dan meminta maaf kepadamu agar tidak terjadi
keributan lebih lanjut.
Aku sayang kamu, Ri,
tapi bukan gini caranya. I know you're sensitive, I know you. But
really though? Isn't there any exceptions or boundaries for your own
girlfriend? Being emotional and moody is humane, but I wasn't made to clean up
your mess, or be the person you get mad to or even blame the fuck out of.
Aku di sini akan selalu ada untuk mendengarkan cerita-ceritamu, menenangkan
hatimu, mendukungmu, dan bahkan melarangmu melakukan hal-hal bodoh ketika kamu
berada di ambang emosi. Aku tahu aku jauh dari kriteria perempuan yang sabar
dan baik, tapi sebegitu salahkah aku di matamu? Didn't I give it all
already?
In between the laughs and tears I've shed, we're
actually arguing about little things. Hal-hal sepele yang seharusnya bisa
dimaklumi, dan bukan hal yang bisa dikategorikan sebagai sebuah alasan untuk
memulai terjadinya pertengkaran. This is far beyond childish. And I hate having
this kind of feeling, cause I will ended up saying sorry the whole time. I'll
say I'm sorry, even if I had to cry every time I say it, so I don't have to be
angry and throw my words at you. I hope you'll understand, somehow. This is all
about give and take; don't just sit there, be angry, and demand myself to
always look right in your eyes. Just... Please understand and change a
little, before it gets too late.
No comments:
Post a Comment