TIME RUNS FAST.

Monday, March 21, 2011

Words.

Kadang sering terlintas di benakku tentang bagaimana orang berpikir tentang diriku. Berjuta-juta orang melihat dari dimensi yang berbeda, melambungkan berbagai pikiran kritis mereka terhadap penampilan dan perilakuku, terhadap aku. Memang tidak ada yang sempurna, tapi pernahkah kau mencoba untuk tampil prima dan sempurna di mata orang? Hanya paling tidak terlihat sempurna untuk beberapa detik. Seringkali aku mengacuhkan pandangan orang yang sangat buruk terhadapku, dalam rangka penghiburan diri, aku akan berpikir bahwa mereka tidak tahu cerita yang sebenarnya, mereka tidak mengenal aku.

Aku yang sebenarnya tidak dikenal oleh mereka berusaha untuk mengalihkan semua pertanyaan yang muncul dalam benakku, 'apakah benar yang mereka katakan?'
Aku selalu berusaha berlari dan menyimpan kertas-kertas berisi pertanyaan bodoh itu dengan cara menjawab tidak. Tidak, tidak, dan tidak. Terkadang aku berusaha berdamai dengan mencoba menerima yang terburuk, berhasil, walaupun sebenarnya aku masih ada dalam tahap penyesuaian.

Gerakan mata dan mulut banyak orang sewaktu kau memasuki sebuah ruangan membuatmu gelisah. Kau seperti dikuntit. Kau seperti dituntut. Dikuntit dan dituntut akan pakaianmu, penampilanmu, cara berjalanmu, cara bicaramu, wangimu, dan segala hal yang sangat tidak masuk akal untuk dipikir. Mata, mulut, bahkan hati yang menjadi dewan juri tersebut perlahan akan menyampaikan hasil musyawarah mereka, dan 'kebijakan' yang telah dibuat tidak akan bisa dibungkam, pasti akan tersimpan walaupun bisa tersimpan erat dalam sebuah hati & pikiran. Apabila 'kebijakan' tersebut telah mendunia, mereka tidak akan bisa kau tarik kembali, harga dirimu telah terurai bersama kebijakan. Harga dirimu tidak bisa kau bersihkan dengan sekadar peringatan kepada orang lain, kalaupun bisa, tidak akan bisa sepenuhnya terlihat bersih kembali. Pasti ada bercak-bercak yang seharusnya tidak ada di situ dan juga meninggalkan bercak permanen pada ingatan dan hatiku. Aku tau, inilah yang disebut-sebut sebagai hidup. Hidup bukan hanya menjelaskan pandangan tunggal dan kesempurnaan, tapi melainkan menjelaskan tentang berbagai perspektif lengkap dengan paket peringatan serta ketidaksempurnaan di dalamnya.


Aku sempat tersentak dengan berbagai pandangan orang, terkhusus pada orang-orang yang menilaiku secara instan dan sadis. Mereka memang punya suara untuk aspirasi mereka, tapi apa yang akan kau lakukan kepada mereka yang membahayakan namamu? Apakah kau akan membiarkan mereka 'menilai' dan berdamai dengan itu secara langsung?
Orang-orang yang awam tentangku memang menyesatkan, mereka bagai Dewa Pengabar bagi makhluk-makhluk yang haus akan informasi. Dalam beberapa menit saja, mereka sudah membentuk afiliasi sendiri, lengkap dengan pengikut-pengikut barunya.
Namamu mendadak pecah di pikiran semua orang, menimbulkan sebuah topik baru tentang dirimu. Apakah itu suatu hal yang bagus?

Aku merasa diriku adalah seorang individu yang amat beruntung. Aku bisa mendapatkan rasa hangat yang mungkin tidak akan bisa didapat oleh orang lain, dan kehangatan yang tercipta bukan hanya dari sekadar penilaian instan, tapi kehangatan setia nan jujur dari orang-orang terdekat selama bertahun-tahun. Mereka yang memberiku pelukan di hatiku saat aku butuh mereka untuk bersandar. Mereka yang (seharusnya) tidak membuka jalan bagi orang jahat untuk masuk ke dalam cerita-ceritaku. Kejujuran yang mereka hadirkan di tengah segala keanehan yang aku perbuat membuatku belajar dan menyadari bahwa hidup ini aku jalani bersama orang lain. Mereka yang membuatku sadar, aku sangat berterimakasih pada kalian semua, kalian membangunkanku dalam lamunan egoku yang tidak kunjung usai. Aku bersama orang lain, aku punya orang lain. Maaf atas ketidakpekaan itu selama ini.

Tapi dari segelintir cerita yang pernah aku jalani, maafkan aku teman, aku tidak bisa menjadi orang yang kalian harapkan, mungkin tidak bisa menjadi teman komplementer bagi kalian semua. Maaf bagi orang-orang yang pernah aku sakiti, baik secara pikiran dan perasaan, aku meminta maaf pada kalian, karena aku adalah aku. Mungkin memang aku tidak bisa lebih, tidak bisa seterang apa yang sering kalian pikir, tapi aku hanya menjadi Jasmine yang sebenarnya, lengkap dengan kekurangan serta berbagai ketidak terangan diberbagai sudut.
I'm sorry I couldn't be that girl, I'm just being myself, for any risks, and for any circumstances that could be.

No comments:

Post a Comment